ORANG ALIM YANG DIPERINGATKAN RASULULLAH
|
|
بسم الله الرحمن الرحيم
|
|
Wahai anakku, Memberi nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya karena nasehat bagi orang yang menuruti nafsunya terasa pahit, sebab larangan-larangan itu justru dicintai dalam hatinya.
Terlebih bagi seseorang yang mencari ilmu sebagai formalitas, sibuk pada prioritas nafsu dan prestasi keduniawian.
|
ايها الولد، النصيحة سهلة والمشكل قبولها، لانها في مذاق متبعي الهوى مرة. اذ المناهي محبوبة في قلوبهم، وعلى الخصوص لمن كان طالب العلم الرسمي ومشتغلا في فضل النفس ومناقب الدنيا. |
Ia meyakini bahwa keselamatan dan kebahagiaannya hanya dengan ilmu saja tanpa perlu mengamalkan. Yang demikian itu merupakan keyakinan para filosof. ( Maha Suci Allah Yang Maha Agung).
Orang yang terbujuk ini tidak mengerti bahwa saat ia memperoleh ilmu tanpa diamalkan terdapat dalil yang kuat seperti sabda Rosululloh SAW:
Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari qiyamat adalah orang yang mempunyai ilmu yang ilmunya tidak diberi kemanfaatan oleh Allah.
|
فانه يحسب ان العلم المجرد له سيكون نجاته وخلاصه فيه. وانه مستغن عن العمل وهذا اعتقاد الفلاسفة – سبحان الله العظيم- لا يعلم هذا المغرور انه حين حصل العلم اذا لم يعمل به تكون الحجة عليه آكد كما قال رسول الله –صلى الله عليه وسلم- : اشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لا ينفعه الله بعلمه. |
Saudaraku yang di rohmati Alloh, dari penjelasan Imam Ghozali di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa kiranya ilmu yang sudah kita terima dari Alloh ini senyatanya selain sebagai anugrah yang tak terhingga, di sisi lain keberadaan ilmu ini juga merupakan tanggungjawab yang harus kita tunaikan dalam bentuk pelaksanaan dalam kehidupan kita di dunia ini.
Kenapa demikian ? Hal ini semata-mata sebagai wujud tanggungjawab sebagai orang yang berilmu dan diharap bisa menjadi Uswatun hasanah bagi para murid dan ummat muslim secara keseluruhan.
Satu contoh sederhana, manakala dalam satu kesempatan sang ustadz menerangkan panjang lebar tentang keutamaan shodaqoh/zakat/wakaf, namun dalam dalam kesempatan yang lain sang ustadz terlihat enggan melaksakan hal itu, manakala kesempatan memungkinkan untuk melaksanakan.
Dari sekilas contoh diatas menggambarkan bagaima sebuah ilmu yang pernah di paparkan secara panjang lebar mengalami satu penghianatan dan pemiskinan uswatun hasanah.
|
|
Diriwayatkan bahwa Syaikh al Junaid -qaddasa Allahu sirrahu- dimimpikan setelah wafatnya, lalu ditanyakan padanya: “Apa kabar wahai Abul Qosim ?
Beliau menjawab "Telah binasa ibarat-ibarat itu dan telah lenyap isyarat-isyarat itu, tidak ada yang bermanfaat bagiku kecuali rakaat-rakaat kecil di tengah malam".
|
وروي أن الجنيد –قدس الله سره- رؤي في المنام بعد موته فقيل له: ما الخبر يا أبا القاسم ؟ قال: طاحت تلك العبارات وفنيت تلك الاشارات وما نفعنا الا ركيعات ركعناها في جوف الليل. |
Dari kisah Syeh junaid ini mengisyaratkan bahwa sebesar dan sebanyak apapun Ilmu yang kita miliki ternyata hanya ilmu yang kita amalkan yang mempunyai arti di hadapan Alloh SWT saat kita sudah wafat menghadapnya.
Walaupun Rokaat rokaat kecil yang mampu kita laksanakan maka ini akan di tampakkan sebagi amal kebaikan kita di hadapan Alloh. Begitulah sebaliknya.
|
|
Wahai anakku, Janganlah kamu menjadi muflis (orang yang bangkrut) dari amal perbuatan dan jangan pula kosong dari ahwal[1]. Yakinlah ilmu tanpa amal tidak akan bisa membantu.
Hal itu dicontohkan apabila ada seorang laki-laki di tengah hutan sambil memiliki sepuluh pedang Hindia dan beberapa senjata lain sementara itu ia pun seorang yang pemberani dan ahli perang.
Kemudian ia disergap harimau yang besar dan ganas. Apa yang kamu pikirkan? Apakah senjata-senjata itu bisa menghalau kebuasan harimau tanpa digunakan dan dipukulkan?
Tentu sudah jelas bahwa senjata tersebut tidak bisa menghalau kecuali digerakkan dan ditebaskan.
|
ايها الولد، لا تكن من الاعمال مفلسا ولا من الاحوال خاليا وتيقن ان العلم المجرد لا يأخذ باليد. مثاله لو كان على رجل في برية عشرة اسياف هندية مع اسلحة اخرى وكان الرجل شجاعا واهل حرب. فحمل عليه اسد عظيم مهيب، فما ظنك؟ هل تدفع الاسلحة شره عنه بلا استعمالها وضربها؟ ومن المعلوم انها لا تدفع الا بالتحريك والضرب. |
Tamsil ilmu yang tak di manfaatkan Di era milenial saat ini pun bisa di contohkan dengan banyaknya di jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari orang memegang Android namun tak banyak memberikan dampak kebaikan dalam kehidupan duniawinya. Karena banyak ilmu/fitur android yang tidak di operasikan/lakukan.
Keberadan Android baru sebatas untuk kemewahan gaya hidup, bukan untuk meningkatkan kwalitas hidup dalam beribadah.
Padahal dalam fitur android yang di sediakan banyak hal kebaikan yang bisa kita lakukan.
Begitulah kiranya, dalam kenyataan sehari-hari kita punya banyak khasanah keilmuan yang bisa menunjang kemudahan bagi kita untuk mengakses kebaikan dunia dan ahirat, namun dalam kenyataannya tak banyak fitur ilmu yang kita punyai itu kita operasikan.
|
|
Begitu juga apabila seseorang membaca, mengkaji 100.000 masalah keilmuan tanpa dipraktekan, maka semua itu tidak akan memberi manfaat sampai ilmu itu diamalkan.
Sebagai contoh lagi jika seseorang terkena demam dan penyakit empedu (penyakit kuning) yang obatnya adalah dengan tumbuhan sakanjabin dan kaskab maka ia tidak akan sembuh kecuali dengan mengkonsumsi keduanya.
|
فكذا لو قرأ رجل مائة الف مسألة علمية وتعلمها ولم يعمل بها لا تفيد الا بالعمل. ومثله ايضا لو كان لرجل حرارة ومرض صفراوي يكون علاجه بالسكنجبين والكشكب فلا يحصل البرء الا باستعمالهما. |
Jika engkau menakar 2000 kati arak, hal itu tidak akan menjadikanmu mabuk ketika kau tidak meminumnya. |
كرمي دو هزار رطل همي يمائي * تامي نخورى نباشدت شيدائي.[2]
|
Termasuk dalam menghadapi kemaksiatan, manakala protek ilmu yang kita terapkan
ini benar-benar di amalkan maka seribu kemaksiatan yang ada di hadapan kita
tidak akan mampu menembus benteng keimanan. Karena realisasi atau pelaksanaan dari mencegah kemungkaran ini adalah
an-nahyu (Mencegah). Wallahu A’lam Bisshawaab |
|
|
Pemateri: De Badruns. 1. Pengasuh Di MATAWALI Jipangulu 2. Katib Syuriyah MWCNU Margomulyo. 3. Ketua FKPAI KUA Margomulyo. 4. Ketua MUI Kec. Margomulyo. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar