Ngaji Rutin Muslimat NU Jipangulu Ranting Ngelo

Ngaji Rutin Muslimat NU Jipangulu Ranting Ngelo

08 April 2022

Kitab Wasiyatul Mustofa

Wahai Sahabat Ali, termasuk kemuliaan seorang mukmin adalah memiliki istri yang patuh pada suami, (senantiasa melaksanakan) sholat berjamaah, dan tetangga-tetangganya mencintainya.

 

يَا عَلِيُّ مِنْ كَرَامَةِ الْمُؤْمِنِ زَوْجَةٌ مُوَافِقَةٌ وَالصَّلَاةُ جَمَاعَةً وَجِيْرَانٌ يُحِبُّوْنَهُ

 

Note*

Dalam Keterangan Yang lain istri yang taat kepada suami juga bisa menjadi penyebabnya dapat masuk surga, lho. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Jika seorang wanita selalu menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.

 (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

 

Terkait Sholat jamaah sudah di jabarkan di pertemua selumnya, Sedangkan orang yang di cintai tetangga itu mempunyai tanda mampu menjaga ketenteraman atau kedamaian, tidak hanya sesama muslim, tapi juga orang diluar muslim dari perbuatan lisan dan tangannya,sebagaimana yang di jelaskan Rosululloh sebagai berikut

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه

Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.

(Hadits Shahih, Riwayat  Muslim, Lihat Shahiihul jaamiNo. 6709)

 

Wahai Sahabat Ali, Barang siapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan, menjauhi perkara haram dan dusta di dalamnya, maka Tuhan Yang Maha Pengasih ridlo padanya dan mewajibkan baginya surga-surga.

 

 

يَا عَلِيُّ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَاجْتَنَبَ الْحَرَامَ فِيْهِ وَالْبُهْتَانَ رَضِيَ عَنْهُ الرَّحْمٰنُ وَاَوْجَبَ لَهُ الْجِنَانَ

Wahai Sahabat Ali, barang siapa yang mengikuti Bulan Ramadhan dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal, maka Allah mencatat baginya puasa setahun penuh.

 

يَا عَلِيُّ مَنِ اتَّبَعَ رَمَضَانَ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالَ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ صَوْمَ الدَّهْرِ كَلِّهِ

 

Wallohu A’lamiu Bisshowab

 

 

 

Pemateri:

De badruns
(Katib Syuriyah MWCNU Margomulyo)

 

Share:

Ngaji Rutin Ahad Siang MT Al-Amin Kaligede Ds. Margomulyo Bojonegoro

 Ngaji Rutin Ahad Siang (Minggu Pertama Setiap Bulan)

MT Al-Amin Kaligede Ds. Margomulyo Bojonegoro

Ahad, 03 April 2022

Kemulya’an Romadhon

Ramadhan merupakan bulan yang mulia, bulan yang suci, yang saat ini kita temui menjadi bulan untuk membumi hanguskan berbagai dosa dan maksiat selama kurang lebih setahun berlalu, selain itu Ramadhan adalah bulan dimana diwajibkannya orang-orang yang beriman untuk berpuasa, sekaligus menjadi ajang menempa diri untuk meraih gelar Muttaqin.

Sehingga wajar bila kemudian umat Islam di berbagai belahan dunia, dari dahulu hingga akhir nanti, dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk bergembira menyambut kedatangan Ramadhan.

Diantara kemulyaan romadhon di gambarkan dalam sebuah dawuh sebagaimana berikut:

Menurut sebuah Hadist/khobar: " Apabila nampak hilal bulan Romadhon maka berteriaklah ‘Arsy, Kursi, para malaikat  dan lain-lainnya dengan mengucapkan "Beruntunglahh umat Muhammad Saw. dengan kemuliaan yang ada di sisi Allah Ta'ala untuk nereka.

Sedang matahari, bulan dan Bintang-bintang burung-burung di udara, ikan dalam air dan semua yang bernyawa di muka bumi, siang dan malan memohonkan anpun untuk mereka, kecuali setan-setan yang terkutuk.

Lalu pagi harinya,  Allah Ta'ala tidak membiarkan seorangpun dari mereka kecuali diampuninya.”." Dan berfirmanlah

Allah kepada para malaikat: 'berikanlah Sholatmu dan tasbihmu pada bulan Ramadhan kepadaa umat Muhammad Saw'."

Dalam keterangan yang lain kemulyaan Romadhon di jelaskan sebagai Nur yang bisa menerangi gelapnya alam kubur, hal ini sebagaimana  Alloh pernah berfirman kepada Nabi Musa AS.

"Sesungguhnya Aku memberikan kepada umat Muhammad dua cahaya, agar supaya mereka tidak terkena bahaya dari dua kegelapan.

 "Musa bertanya: " Apakah kedua cahaya itu, ya Rabbi? "Allah Ta' ala menjawab: "Cahaya Romadhan dan cahaya al-Qur'an."

 Musa bertanya lagi: "Dan apakah keua kegelapan itu, ya Rabbi? "Allah Ta'ala menjawab: "Kegelapan Alam kubur dan kegelapan hari kiamat."

(Durratul Wa'izhin)

 

Bahkan kemulyaan bulan romadhon tidak hanya sampai disitu, amaliyah kebaikan yang di kerjakan umat islam di dalam bulan romadhon mendapat perioritas yang sangat luar biasa oleh Alloh, hal ini senada dengan apa yang di sampaikan Anas Bin Malik r.a., dari Nabi Mhammad Saw., bahw beliau bersabda:

" Barangsiapa menghadiri majlis ilmu pada bulan Ramadlon, maka Allah Taala menetapkan baginya untuk setiap langkah, ibadah satu tahun, sedang ia akan ada bersamaku di bawah 'Arsy.

Dan barangsiapa senantiasa berjama'ah pada bulan Ramadlon, maka Allah Ta'ala memberinya untuk stiap raka'at, sebuah kota yang penuh dengan nikmat-niknnt Allah Ta'ala.

Dan barangsiapa-berbuat baik kepada Ibu Bapaknya, pada bulan Romadhon, maka Ia mendapat perhatian Alloh Ta’ala dengan penuh rohmat, sedang aku menjamin dia masuk surga.

Dan tidak ada seorang wanita pun yang memohon ridho dari suaminya pada bulan Romadhon, kecuali dia mendapatkan pahala Maryam dan ‘asiyah dan Barangsiapa memenuhi hajat saudaranya yang muslim pada bulan romadhon, maka Alloh Ta’ala memenuhi seribu hajatnya pada hari kiamat.

 

Dari semua paparan diatas tepatlah kiranya bila Alloh memfirmankan dalam Al-baqoroh 183, sejatinya orang beriman di wajibkan berpuasa tiada lain bertujuan agar menjadi orang yang bertaqwa, dan dari pangkat bertaqwa inilah sejatinya Alloh membentuk orang beriman itu menjadi pribadi yang mulya, karena ukuran dari kemulyaan seseorang itu adalah berdasakan ketaqwaannya.

 Senada dengan firman Alloh Alloh dalam Al-qur'an:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Wallohu A’lamu Bishowab.

Pemateri:

De Badruns

Katib Syuriyah MWCNU Margomulyo



Share: