NGAJI RUTIN VIRTUAL ||Wasiyatul Mustofa ||Muslimat NU Jipangulu Ngelo || 29 April 2022.

NGAJI RUTIN MUSLIMAT NU JIPANGULU NGELO 29 APRIL 2022

Penjelasan Tentang Puasa

 

 

 

Wahai Sahabat Ali, Barang siapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan, menjauhi perkara haram dan dusta di dalamnya, maka Tuhan Yang Maha Pengasih ridlo padanya dan mewajibkan baginya surga-surga.

 

يَا عَلِيُّ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَاجْتَنَبَ الْحَرَامَ فِيْهِ وَالْبُهْتَانَ رَضِيَ عَنْهُ الرَّحْمٰنُ وَاَوْجَبَ لَهُ الْجِنَانَ

 

 

 

Wahai Sahabat Ali, barang siapa yang mengikuti Bulan Ramadhan dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal, maka Allah mencatat baginya puasa setahun penuh.

 

يَا عَلِيُّ مَنِ اتَّبَعَ رَمَضَانَ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالَ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ صَوْمَ الدَّهْرِ كَلِّهِ

 

 

 

Penjelasan Tentang Shodaqoh

Wahai Sahabat Ali, sesungguhnya para kekasih Allah Yang Maha Luhur luasnya rahmat Allah dan ridlo-Nya dengan memperbanyak ibadah, tetapi mereka memperolehnya dengan kedermawaan diri (hati) dan menganggap hina dunia.

 

يَا عَلِيُّ اِنَّ اَوْلِيَاءَ اللّٰهِ تَعَالٰى لَمْ يَنَالُوْا سَعَةَ رَحْمَةِ اللّٰهِ وَرِضْوَانِهِ بِكَثْرَةِ الْعِبَادَةِ وَلٰكِنْ نَالُوْهَا بِسَخَاوَةِ النَّفْسِ وَالْاِسْتِهَانَةِ بِالدُّنْيَا

 

 

 

Wahai Sahabat Ali, orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan rahmat-Nya, jauh dari siksa-Nya. Dan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya, dekat dengan siksa-Nya.

 

يَا عَلِيُّ السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِنْ رَحْمَتِهِ بَعِيْدٌ مِنْ عَذَابِهِ وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللّٰهِ بَعِيْدٌ مِنْ رَحْمَتِهِ قَرِيْبٌ مِنْ عَذَابِهِ

 

 

 

Wahai Sahabat Ali, aku melihat tulisan di atas pintu surga, "Kamu (surga) diharamkan bagi setiap orang yang kikir, membangkang kedua orangtua, dan orang yang mengadu domba".

 

يَا عَلِيُّ رَأَيْتُ مَكْتُوْبًا عَلٰى بَابِ الْجَنَّةِ : اَنْتِ مُحَرَّمَةٌ عَلٰى كُلِّ بَخِيْلٍ وَعَاقٍّ وَنَمَّامٍ

 

 

 

Wahai Sahabat Ali, ketika Allah menciptakan surga, ia bertanya, "Wahai Tuhanku, mengapa Engkau menciptakanku ?". Allah menjawab, "Untuk orang yang dermawan dan orang yang bertaqwa". Surga berkata, "Aku ridlo". Dan neraka bertanya, "Wahai Tuhanku, mengapa Engkau menciptakanku ?". Allah menjawab, "Untuk orang yang kikir dan orang yang sombong". Surga berkata, "Aku adalah milik mereka berdua".

 

يَا عَلِيُّ لَمَّا خَلَقَ اللّٰهُ الْجَنَّةَ قَالَتْ : يَا رَبِّ لِمَ خَلَقْتَنِيْ، قَالَ : لِكُلِّ سَخِيٍّ وَتَقِيٍّ، قَالَتْ : رَضِيْتُ، وَقَالَتِ النَّارُ : يَا رَبِّ لِمَ خَلَقْتَنِيْ، قَالَ : لِكُلِّ بَخِيْلٍ وَمُتَكَبِّرٍ، قَالَتْ : اَنَا لَهُمَا

 

 

 

Wallahu a'lam bis showab.

 

Share:

Ngaji Rutin Muslimat NU Jipangulu Ranting Ngelo

Ngaji Rutin Muslimat NU Jipangulu Ranting Ngelo

08 April 2022

Kitab Wasiyatul Mustofa

Wahai Sahabat Ali, termasuk kemuliaan seorang mukmin adalah memiliki istri yang patuh pada suami, (senantiasa melaksanakan) sholat berjamaah, dan tetangga-tetangganya mencintainya.

 

يَا عَلِيُّ مِنْ كَرَامَةِ الْمُؤْمِنِ زَوْجَةٌ مُوَافِقَةٌ وَالصَّلَاةُ جَمَاعَةً وَجِيْرَانٌ يُحِبُّوْنَهُ

 

Note*

Dalam Keterangan Yang lain istri yang taat kepada suami juga bisa menjadi penyebabnya dapat masuk surga, lho. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Jika seorang wanita selalu menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.

 (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

 

Terkait Sholat jamaah sudah di jabarkan di pertemua selumnya, Sedangkan orang yang di cintai tetangga itu mempunyai tanda mampu menjaga ketenteraman atau kedamaian, tidak hanya sesama muslim, tapi juga orang diluar muslim dari perbuatan lisan dan tangannya,sebagaimana yang di jelaskan Rosululloh sebagai berikut

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه

Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.

(Hadits Shahih, Riwayat  Muslim, Lihat Shahiihul jaamiNo. 6709)

 

Wahai Sahabat Ali, Barang siapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan, menjauhi perkara haram dan dusta di dalamnya, maka Tuhan Yang Maha Pengasih ridlo padanya dan mewajibkan baginya surga-surga.

 

 

يَا عَلِيُّ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَاجْتَنَبَ الْحَرَامَ فِيْهِ وَالْبُهْتَانَ رَضِيَ عَنْهُ الرَّحْمٰنُ وَاَوْجَبَ لَهُ الْجِنَانَ

Wahai Sahabat Ali, barang siapa yang mengikuti Bulan Ramadhan dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal, maka Allah mencatat baginya puasa setahun penuh.

 

يَا عَلِيُّ مَنِ اتَّبَعَ رَمَضَانَ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالَ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ صَوْمَ الدَّهْرِ كَلِّهِ

 

Wallohu A’lamiu Bisshowab

 

 

 

Pemateri:

De badruns
(Katib Syuriyah MWCNU Margomulyo)

 

Share:

Ngaji Rutin Ahad Siang MT Al-Amin Kaligede Ds. Margomulyo Bojonegoro

 Ngaji Rutin Ahad Siang (Minggu Pertama Setiap Bulan)

MT Al-Amin Kaligede Ds. Margomulyo Bojonegoro

Ahad, 03 April 2022

Kemulya’an Romadhon

Ramadhan merupakan bulan yang mulia, bulan yang suci, yang saat ini kita temui menjadi bulan untuk membumi hanguskan berbagai dosa dan maksiat selama kurang lebih setahun berlalu, selain itu Ramadhan adalah bulan dimana diwajibkannya orang-orang yang beriman untuk berpuasa, sekaligus menjadi ajang menempa diri untuk meraih gelar Muttaqin.

Sehingga wajar bila kemudian umat Islam di berbagai belahan dunia, dari dahulu hingga akhir nanti, dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk bergembira menyambut kedatangan Ramadhan.

Diantara kemulyaan romadhon di gambarkan dalam sebuah dawuh sebagaimana berikut:

Menurut sebuah Hadist/khobar: " Apabila nampak hilal bulan Romadhon maka berteriaklah ‘Arsy, Kursi, para malaikat  dan lain-lainnya dengan mengucapkan "Beruntunglahh umat Muhammad Saw. dengan kemuliaan yang ada di sisi Allah Ta'ala untuk nereka.

Sedang matahari, bulan dan Bintang-bintang burung-burung di udara, ikan dalam air dan semua yang bernyawa di muka bumi, siang dan malan memohonkan anpun untuk mereka, kecuali setan-setan yang terkutuk.

Lalu pagi harinya,  Allah Ta'ala tidak membiarkan seorangpun dari mereka kecuali diampuninya.”." Dan berfirmanlah

Allah kepada para malaikat: 'berikanlah Sholatmu dan tasbihmu pada bulan Ramadhan kepadaa umat Muhammad Saw'."

Dalam keterangan yang lain kemulyaan Romadhon di jelaskan sebagai Nur yang bisa menerangi gelapnya alam kubur, hal ini sebagaimana  Alloh pernah berfirman kepada Nabi Musa AS.

"Sesungguhnya Aku memberikan kepada umat Muhammad dua cahaya, agar supaya mereka tidak terkena bahaya dari dua kegelapan.

 "Musa bertanya: " Apakah kedua cahaya itu, ya Rabbi? "Allah Ta' ala menjawab: "Cahaya Romadhan dan cahaya al-Qur'an."

 Musa bertanya lagi: "Dan apakah keua kegelapan itu, ya Rabbi? "Allah Ta'ala menjawab: "Kegelapan Alam kubur dan kegelapan hari kiamat."

(Durratul Wa'izhin)

 

Bahkan kemulyaan bulan romadhon tidak hanya sampai disitu, amaliyah kebaikan yang di kerjakan umat islam di dalam bulan romadhon mendapat perioritas yang sangat luar biasa oleh Alloh, hal ini senada dengan apa yang di sampaikan Anas Bin Malik r.a., dari Nabi Mhammad Saw., bahw beliau bersabda:

" Barangsiapa menghadiri majlis ilmu pada bulan Ramadlon, maka Allah Taala menetapkan baginya untuk setiap langkah, ibadah satu tahun, sedang ia akan ada bersamaku di bawah 'Arsy.

Dan barangsiapa senantiasa berjama'ah pada bulan Ramadlon, maka Allah Ta'ala memberinya untuk stiap raka'at, sebuah kota yang penuh dengan nikmat-niknnt Allah Ta'ala.

Dan barangsiapa-berbuat baik kepada Ibu Bapaknya, pada bulan Romadhon, maka Ia mendapat perhatian Alloh Ta’ala dengan penuh rohmat, sedang aku menjamin dia masuk surga.

Dan tidak ada seorang wanita pun yang memohon ridho dari suaminya pada bulan Romadhon, kecuali dia mendapatkan pahala Maryam dan ‘asiyah dan Barangsiapa memenuhi hajat saudaranya yang muslim pada bulan romadhon, maka Alloh Ta’ala memenuhi seribu hajatnya pada hari kiamat.

 

Dari semua paparan diatas tepatlah kiranya bila Alloh memfirmankan dalam Al-baqoroh 183, sejatinya orang beriman di wajibkan berpuasa tiada lain bertujuan agar menjadi orang yang bertaqwa, dan dari pangkat bertaqwa inilah sejatinya Alloh membentuk orang beriman itu menjadi pribadi yang mulya, karena ukuran dari kemulyaan seseorang itu adalah berdasakan ketaqwaannya.

 Senada dengan firman Alloh Alloh dalam Al-qur'an:

Ø¥ِÙ†َّ Ø£َÙƒْرَÙ…َÙƒُÙ…ْ عِÙ†ْدَ اللَّÙ‡ِ Ø£َتْÙ‚َاكُÙ…ْ Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ عَÙ„ِيمٌ Ø®َبِيرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Wallohu A’lamu Bishowab.

Pemateri:

De Badruns

Katib Syuriyah MWCNU Margomulyo



Share:

NGAJI RUTIN PAC RIJALUL ANSOR & MWC ASNUTER MARGOMULYO

NGAJI RUTIN PAC RIJALUL ANSOR & MWC ASNUTER MARGOMULYO

Beberapa Peristiwa Penting di Bulan Sya’ban

Selasa, 29 Maret 2022

Link kitab Ma Dza fi Sya’ban?

 

Bulan Sya’ban merupakan bulan yang sangat penting dalam kehidupan Muslim . Karena selain menjadi bulan yang dekat dengan Ramadhan dan sebagai bulan persiapan untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan sebagai wujud bergembira menyambut datangnya Romadhon, ada beberapa hal yang sering diperingati secara rutin setiap bulan Sya’ban, yaitu malam nisfu Sya’ban.

 

Selain malam Nisfu Sya’ban ada juga beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Sya’ban. Dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban? karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki menyebutkan beberapa peristiwa penting yang berimbas pada kehidupan beragama seorang Muslim.

 

1. Peralihan Kiblat Peralihan.

Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Sya’ban.

Menurut Al-Qurthubi ketika menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.

 

Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW berdiri menghadap langit setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu seperti Surat Al-Baqarah ayat 144 berikut.

 

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

Artinya, Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.

 

2. Penyerahan Rekapitulasi Keseluruhan Amal kepada Allah.

Salah satu hal yang menjadikan bulan Syaban utama adalah bahwa pada bulan ini semua amal kita diserahkan kepada Allah SWT.

 

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasai yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW.

 

Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban? Kemudian Rasulullah SAW menjawab, Banyak manusia yang lalai di bulan Syaban.

 

Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa. Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh.

 

Walaupun, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Syaban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan. Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.

 

3. Penurunan Ayat tentang Anjuran Shalawat untuk Rasulullah SAW.

Pada bulan Syaban juga diturunkan ayat anjuran untuk bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.

 

   إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya, Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Syaban adalah bulan shalawat.

 

Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan. Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam Al-Mawahib-nya, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Syaban tahun ke-2 hijriyah. Wallahu alam.

 

4. Turunnya Kewajiban Puasa Ramadhan.

Syaban juga menjadi bulan di mana puasa Ramadhan ditetapkan sebagai kewajiban umat Islam. Puasa tersebut difardukan pada tanggal 10 Syaban tahun 2 hijriyah atau satu setengah tahun setelah Rasulullah hijrah.

 

Dalam Quran surat Al Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman mengenai kewajiban melaksanakan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh dan menjadi peristiwa sejarah bulan Syaban.

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinnya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

 

5. Puasa sunah Sering Dilakukan Rasulullah.

Keutamaan bulan Sya'ban dan sejarahnya juga tertulis dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim di mana Nabi Muhammad gemar melaksanakan puasa sunnah Syaban.

 

Dari Aisyah RA, beliau mengatakan, "Rasulullah SAW biasa berpuasa sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa.

 

Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya'ban."

 

Wallohu A’lamu Bishowah.

Pemateri:

De Badruns

(Katib MWCNU Margomulyo)

   

 

Share: