Kebangkitan Wakaf, Keberkahan Berlipat di Hari Kemenangan

 

Kyai Badrun Ajak Jama’ah Musholla Baitul Makmur Jadikan Wakaf sebagai Warisan Keimanan yang Produktif

Ngelo, Margomulyo – Kamis, 29 Mei 2025
Bertempat di Musholla Baitul Makmur, Dusun Tolu, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, sebuah kajian penuh makna digelar pada Kamis malam, 29 Mei 2025, pukul 20.00 hingga 23.00 WIB. Dengan mengusung tema “Kebangkitan Wakaf, Keberkahan Berlipat di Hari Kemenangan”, kegiatan ini menghadirkan Kyai Badrun sebagai pemateri utama dalam suasana yang hangat, khusyuk, dan penuh semangat pasca-Ramadan.

Dihadiri oleh jama’ah Musholla Baitul Makmur dari berbagai kalangan usia, suasana kajian semakin hidup saat Kyai Badrun menyampaikan pentingnya menjadikan wakaf sebagai bentuk lanjutan amal ibadah setelah Ramadan, bukan sekadar simbol sedekah atau harta diam.

Dalam penyampaiannya, Kiyai Badrun yang tampil bersemangat dengan seragam organisasi keagamaan dan atribut nasionalis di dada, menegaskan bahwa wakaf adalah bentuk rasa syukur atas kemenangan spiritual selama Ramadan dan menjadi bentuk investasi sosial jangka panjang. “Kita telah menaklukkan hawa nafsu selama sebulan penuh. Maka kini saatnya menaklukkan ego sosial dengan berwakaf, karena keberkahan itu harus terus mengalir, tidak boleh terputus saat gema takbir berhenti,” ujarnya.

Beliau juga menyoroti pentingnya wakaf produktif sebagai sarana membangun pendidikan, ekonomi umat, hingga fasilitas layanan sosial. Melalui kajian ini, para jama’ah diajak bukan hanya memahami, tetapi juga mulai merancang langkah konkret untuk menghidupkan wakaf sebagai gerakan kolektif umat Islam, terutama di lingkungan Musholla Baitul Makmur.


📚 MATERI PENYULUHAN

Tema: "Kebangkitan Wakaf, Keberkahan Berlipat di Hari Kemenangan"

Pemateri: Kiyai Badrun
Hari, Tanggal: Kamis, 29 Mei 2025
Waktu: 20.00–23.00 WIB
Tempat: Musholla Baitul Makmur, Dusun Tolu, Desa Ngelo, Kec. Margomulyo


1. Pendahuluan

  • Idul Fitri adalah simbol kemenangan spiritual, namun jangan berhenti di situ.

  • Keberkahan Ramadan harus diteruskan dalam bentuk amal sosial berkelanjutan.

  • Salah satunya: menghidupkan kembali wakaf sebagai ladang amal tak terputus.


2. Wakaf: Manifestasi Syukur Pasca-Ramadan

  • Ramadan mengajarkan kita kepedulian dan kedekatan kepada Allah.

  • Wakaf menjadi sarana melanjutkan rasa syukur dengan berbagi yang berkelanjutan.

  • QS. Al-Hajj: 77 “…berbuat baiklah agar kamu beruntung.”


3. Wakaf Sebagai Pilar Keberkahan Umat

  • Wakaf bukan sekadar ibadah harta, tapi penggerak ekonomi dan sosial.

  • Sejarah mencatat: wakaf membangun madrasah, rumah sakit, pasar, dan perpustakaan.

  • Wakaf produktif: bisa berupa lahan pertanian, toko, alat produksi, bahkan platform digital.


4. Langkah Konkret Membangkitkan Wakaf

  • Bentuk tim nadzir musholla yang amanah dan transparan.

  • Data aset-aset potensial untuk diwakafkan (tanah, dana, skill).

  • Edukasi dan penggalangan partisipasi jama’ah untuk mewakafkan sebagian harta, waktu, bahkan tenaga.


5. Penutup: Seruan Perubahan

“Jika Ramadan melahirkan pribadi takwa, maka wakaf adalah bukti sosial dari ketakwaan itu.”
Wakaf bukan sekadar amal untuk dunia, tapi warisan abadi yang terus mengalir pahalanya.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar