(Baca sebelumnya: Praktek Shalat Nabi SAW menurut Madzhab Imam Syafi'i - Bagian.1). Berikut adalah kelanjutannya:
8. Mengucapkan "aamiin" sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (hadits nomor 934) dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: " Rasul saw apabila membaca ayat:
غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ
beliau mengucapkan, "aamiin" hingga orang-orang yang ada di shaf pertama mendengarnya.
Ibnu Majah di dalam riwayatnya (hadits nomor 853) menambahkan," hingga masjid seolah-olah bergetar dengan bacaan (aamiin) itu."
Makmum disunnahkan untuk mengikuti bacaan amin itu sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (hadits nomor 749) dan Imam Muslim (hadits nomor 410), Rasul saw bersabda:" apabila imam membaca ,
غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ
maka ucapkanlah,"aamin", karena siapa yang ucapannya itu seiring dengan ucapan malaikat, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." di dalam riwayat Imam Abu Dawud (hadits nomor 936) disebutkan ( apabila imam mengucapkan amin, ucapkanlah pula oleh kalian "amin")
9. Membaca surat dari Al-Qur'an yang mudah diingat, setelah surat al-fatihah.
Dalilnya adalah Qs al-Muzammi (73)l ayat 20:
فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاَنِ
"karena itu bacalah apa yang mudah dari Al-Qur'an"
10. Mengeraskan bacaan pada tempatnya dan melemahkan bacaan pada tempatnya
Dalil:
a. Hadits Riwayat Imam al-Bukhary (hadits nomor 735) dan Imam Muslim (hadits nomor 463) dari Jubair ibn Muth'im r.a., ia berkata: " Saya mendengar Rasul saw membaca surat al-Thur pada saat shalat maghrib"
b. Hadits riwayat Imam al-Bukhary (hadits nomor 733) dan Imam Muslim (hadits nomor 449) dari Abdullah ibnu Abbas r.a., ia berkata: "Saya mendengar Rasul saw membaca surat "at-Tin" pada saat shalat Isya, dan tidak pernah saya dengar orang yang begitu indah ketika membacakannya selain daripada Rasul saw."
c. Hadits riwayat Bukhari (hadits nomor 733) dan Muslim (hadits nomor 449) dari Abdullah ibnu Abbas r.a.ketika menceritakan kehadiran bangsa jin untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an Rasul saw. Di dalam hadits itu disebutkan, ketika Rasul saw sedang melaksanakan shalat fajr (subuh) bersama para sahabat, mereka mendengar bacaan Al-Qur'an dan mereka pun khusyu mendengarkan.
Ketiga hadits di atas menunjuk waktu-waktu shalat di mana bacaan Al-Qur'an dikeraskan. Adapun hadits yang menunjuk bahwa Rasul tidak mengeraskan bacaan adalah:
a. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari (hadits nomor 713) dari Khabbab r.a., ia pernah ditanya," Apakah Rasul saw (dahulu semasa hidupnya) membaca Al-Qur'an pada shalat dzuhur dan ashar?" Khabbab menjawab,"ya" Penanya,"bagaimana kamu tahu Rasul saw membaca?" Khabbab," kami melihat janggut beliau bergerak."
b. Hadits riwayat Bukhari (hadits nomor 738) dan Muslim (hadits nomor 396) dari Abu Hurairah r.a., ia berkata," di dalam setiap shalat, beliau saw selalu membaca Al-Qur'an, apa yang Rasul saw perdengarkan kepada kami, kami perdengarkan kepada kalian dan apa yang beliau sembunyikan (dari bacaan itu), juga kami sembunyikan (bacaan Al-Qur'an) itu.
CATATAN:
Syaikh Mustafa Deib Bugha menjelaskan bahwa bacaan Al-Qur'an dikeraskan pada waktu : 1. shalat subuh ; 2. awal waktu shalat maghrib dan Isya; 3. shalat jum'at; 4. dua shalat ied; 5. shalat gerhana bulan; 6. shalat istisqa; 7. shalat tarawih dan witir Ramadhan; 8. dua rakaat shalat sunnah tawaf yang dikerjakan pada malam hari dan waktu subuh;
Di dalam beberapa shalat, bacaan Al-Qur'an dibaca antara keras dan lemah (mutawasith) yaitu pada saat shalat sunnat mutlak, dan shalat malam, sebagaimana dimaksudkan di dalam Al-Qur'an surat al-Israa (17) ayat 110:
وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيْلاً
"janganlah engkau mengeraskan suaramu di dalam shalat dan jangan (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu."
(bersambung)....
Oleh : KH. Abdi Kurnia Djohan
مفصلية رائعة ، أنت تعطي أهم المعلومات حول دعاء للمتوفية . إنها أيضًا مفيدة جدًا ، لذا شكرًا جزيلاً على هذه المعلومات الرائعة.
BalasHapus